27 Februari 2010

Memaknai Sebuah Film yang Diangkat dari Sebuah Novel


Baru saja membaca penjelasan ki tejo tentang ketidak “plek”kan antara film yang beliau sutradarai based on “gading-Gading Ganesha” yang ditulis oleh seorang rekannya. Walaupun sy sendiri belum membaca bahkan melihat film-nya yang bakal ditayangkan di bioskop Indonesia tgl 4 maret ’10 saya coba beropini, menarik kesimpulan dari apa yang telah diungkapkan oleh ki tejo dimana pemikiran seorang sastrawan lebih banyak bagaimana membuat sebuah film itu lebih hidup sehingga kadang kala cukup berbeda dengan novel/karya tulis yang ingin di filmkan. Di sini ki tejo berusaha untuk lebih memaknai setiap peran dalam film tersebut, sehingga banyak hal yang mungkin berbeda dengan apa yang ditulis di novel. Hal2 seperti sudah banyak terjadi contohnya spt Ayat2 cinta maupun KCB ato bahkan film kolosal yang ditulis oleh JK Rowling yang bebrapa critanya tidak muncul waktu di film-kan sehingga terasa tidak pas, namun di sisi lain bagi penonton yang belum membaca novelnya ato bisa dikatakan males membaca bukunya :D (hehe ..) sangat antusias dan merasa bahwa filmnya bagus. Akhirnya semua diserahkan pada penonton bagaimana mereka memaknai film yang ditayangkan sesuai imajinasi mereka :D.

1 komentar:

TRI SUHARTANTI mengatakan...

like this , pa .
asyik baca-baca nya . :)